Rabu, 30 September 2015

45 Butir - Butir Pancasila (P4)




  1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
(1)     Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2)     Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing - masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3)     mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda- beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4)     Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5)     Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya.
(6)     Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7)     Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
  1. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
(1)     Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2)     Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial , warna kulit dan sebagainya.
(3)     Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4)     Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.
(5)     Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6)     Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
(7)     Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8)     Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9)     Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan siakp hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
  1. SILA PERSATUAN INDONESIA
(1)     Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.
(2)     Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, apabila diperlukan.
(3)     Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4)     Mengembangkan rasa kebanggaan dan bertanah air Indonesia.
(5)     Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6)     Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
(7)     Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
  1. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
(1)     Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2)     Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3)     Mengutamakan musyarawah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4)     Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5)     Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6)     Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7)     Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.
(8)     Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang jujur.
(9)     Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.
  1. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
(1)     Mengembangkan perbuatan luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2)     Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3)     Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4)     Menghormati hak orang lain.
(5)     Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6)     Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7)     Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8)     Tidak menggunakan hak milik untuk hal- hal yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9)     Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial.



v  Amandemen UUD 1945 pertama disahkan 19 Oktober 1999.
v  Amandemen UUD 1945 kedua disahkan 18 Agustus 2000.
v  Amandemen UUD 1945 ketiga disahkan 10 November 2001.
v  Amandemen UUD 1945 keempat disahkan 10 Agustus 2002.